Pangandaran merupakan kawasan yang memiliki topografi dengan daerah yang landai sampai berbukit kecil dengan ketinggian tempat rata-rata 100 meter di atas permukaan laut. Hanya di beberapa tempat dijumpai daerah lembah atau berupa kantong pasir sebagai lokasi penumpukan sedimen. Tingkat kegempaan relatif tinggi di sini, sehingga beberapa daerah di kawasan selatan sering terjadi gempa bumi dan tsunami seperti yang terjadi pada tanggal 17 Juli 2006 gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter memicu terjadinya gelombang tsunami di kawasan ini, menerjang daerah pesisir, menimbulkan berbagai kerusakan fisik dan menelan korban 647 orang meninggal. Selain rawan tsunami, posisinya berhadapan dengan laut terbuka Samudra Hindia menjadikan kawasan ini juga relatif rawan terhadap proses abrasi, longsoran dan gerakan tanah. Namun, dibalik potensi bencana alam, Pangandaran pun memiliki daya dukung geologi yang cukup baik karena umumnya berada pada batuan yang memiliki kekuatan sebagai tumpuan pondasi yang tinggi, sumber daya air yang cukup dan bahan bangunan yang cukup berlimpah.