Abstrak |
Mungkin banyak orang bertanya, apakah geowisata itu? Ini pertanyaan wajar, mengingat kegiatan atau sub disiplin ilmu - karena ternyata geowisata telah diajarkan di perguruan tinggi, misal di ITB, sebagai mata kuliah pilihan sejak periode awal 2000-an– relatif baru. Penulis buku ini, mengembangkan makna geowisata dengan mula-mula menyampaikan ekologi sebagai dasar (pembangunan) berkelanjutan, dan geowisata merupakan bagian dari ekologi. Selanjutnya, ia menyatakan bahwa geowisata merupakan perwujudan dari pariwisata berkelanjutan yang bentuknya di lapangan berkaitan erat dengan warisan geologi, geosite atau geotapak, geokonservasi, dan geopark. Terkait makna geowisata, seterusnya dijelaskan di dalam buku ini, bahwa ada dua mazhab pemaknaan. Pertama, makna geowisata yang berasal dari para geologiwan atau yang condong kepada geologi sebagai fokus perhatian. Di sini antara lain terdapat definisi geopark dari Hose (1995) dan Slomka dan Kicinska Swiderska (2004). Kedua, makna geowisata yang berasal dari ahli dan cenderung memusatkan perhatian pada bidang geografi. Ini tampak, misal, pada definisi geowisata dari National Geographic Society. Di kalangan para ahli, penggiat dan peminat geowisata di Indonesia, sejak awal perkembangan geowisata, sebenarnya sudah pernah dirumuskan batasan tentang geowisata yang tidak dikutip oleh buku ini. Definisi ini dapat dikatakan paling mudah dipahami oleh berbagai kalangan, bahkan yang bukan geologiwan atau geografiwan sekalipun. Definisi yang dimaksud berbunyi: “geowisata adalah pariwisata yang memanfaatkan seluruh aspek geologi” (Workshop Geowisata P3G, 1999). Batasan geowisata dari Hose, 1995, selain bercorak geologi (dan geomorfologi atau bentang alam), juga bersifat praktis untuk bergeowisata, namun juga mengandung sisi idealisme tentang subtansi dan kegiatan yang harus terkadung atau dilakukan dalam berwisata baru berbasis alam ini. Sisi praktisnya adalah penyediaan fasilitas dan layanan interpretasi untuk mempromosikan nilai dan manfaat sosial dari situs geologi (dalam hal ini sudah termasuk geomorfologi). Sedangkan sisi idealismenya adalah bahwa fasilitas tersebut harus berisikan nilai-nilai dan manfaat sosial dari situs geologi yang menjadi destinasi, sehingga menjadi media yang penting untuk konservasi, pendidikan, pemanduan, dan penggunaan oleh kegiatan wisata lainnya. Tujuan luhur bergeowisata ini mengajak kita lebih dalam memahami nilai dan manfaat sosial dari sebuah situs geologi dan kegiatan bergeowisata yang menjadikan situs tersebut sebagai destinasi.
|